Minggu, 02 Oktober 2011

Berhenti Menjadi Lilin Kecil

“Pasang sabuk keselamatan saat pesawat akan tinggal landas. Dalam keadaan darurat dan atau pesawat kehilangan tekanan di udara, tabung oksigen akan keluar. Selamatkan diri Anda terlebih dahulu sebelum menyelamatkan orang disamping Anda,” ujar seorang Pramugari kepada penumpang sebelum pesawat tinggal landas.


Informasi pertama, agaknya mirip-mirip himbauan pak Polisi kepada pengemudi dan penumpang kendaraan roda empat. Jadi, gak asing lagi ditelinga gue. Tapi, informasi yang kedua bikin gue agak gimanaaa gitu. Gimana enggak, masa gue biarin aja orang disamping gue mokat? Apalagi kalo ntu keluarga gue. “Gak masuk akan nih himbauan!!!”.
Setelah penerbangan itu, yang berlangsung aman dan terkendali, gue gonta-ganti maskapai penerbangan, berharap denger himbauan yang berbeda dengan maskapai sebelumnya. Akan tetapi, harapan tinggalah harapan. Semua maskapai penerbangan himbauannya, ya begitu.
Beberapa hari berikutnya, gue terus berpikir (bukannya agak lemod, kurang teges aja kali yah…. Hehehehehe) cari kesimpulan atas himbauan yang gue pikir irasional.
Namun gue agak tercengang saat menemukan kesimpulan akhir. Layaknya analogi “lilin”, cahayanya hanya mampu menerengi sekeliling dalam sekejap. Saat energinya habis, gelap gulita akan menyelimuti hingga masa tak berbatas.
Yup, bila dihubungkan anomaly lilin dan tabung oksigen di pesawat, tentu saja kedua hal tersebut memiliki kesamaan makna. Bagaimana kita bisa menyelamatkan orang-orang disekitar kita bila kita sendiri MATI?
Mungkin saja terlintas dibenak kita bahwa dengan kuasa dan apa yang kita miliki saat ini kita mampu memberikan sesuatu yang terbaik bagi orag-orang disekeliling kita. Buat mereka selamat, bahagia, sejahtera. Tapi, bila konsepnya adalah “lilin”, sampai kapan kita bisa bertahan??? Sanggupkah kita melihat orang-orang disekitar kita, yang kita tolong dengan pengorbanan diri, malah hancur lebur sebab energy kita yang telah hancur???!!!!
Hhhmmmm…… dilematis memang, atau agak mirip-mirip “egois”, menyelamatkan diri sendiri dulu sebelum menyelamatkan oranglain memang terkesan begitu adanya. Tapi lihat jangka panjangnya. Bila kita “HIDUP”, kesempatan untuk menyelamatkan oranglain akan jauh lebih besar bila dibandingkan kita mati, bukan?
So, pesan yang gue tangkap dihimbauan yang sempat gue anggap irasional itu; “Sedikit egois perlu, empati kepada oranlain akan jauh lebih besar”. Pengorbanan layaknya lilin akan sangat-sangat sia-sia bila hanya berdampak jangka pendek dan memutus kesempatan untuk berbuat lebih banyak di masa depan.
Masih mau menjadi lilin?????? Siap-siap meradang melihat mereka yang Anda sayangi tersungkur!!!!