Senin, 13 Agustus 2012

Tradisi Unik Akhir Ramadhan (Malam Abug)

Entah bagaimana jalan ceritanya sehingga di beberapa kebudayaan tradisi ini di sebut Malam Abug (Betawie), Awug (Kuningan) dan lain-lain, marak dilakukan menjelang akhir bulan Ramadhan. Sampai saat ini, bahkan mbah Google pun "enggan menjawab" saya tentang asal usul tradisi ini.





Kue Abug sendiri merupakan makanan yang berbahan dasar tepung ketan hitam, kelapa, gula merah, dan lain-lain yang akan berubah warna menjadi keungu-unguan setelah melewati proses pengukusan. Soal rasa, hhmmmmmm, lezat dan manis. Akan semakin lezat manis sambil membayangkan jika kue ini hanya bisa dinikmati di saat waktu-waktu tadi. Artinya, kue ini kue tahunan. hehehehehehe

Umumnya, ritual ini dilakukan menjelang malam  ganjil di akhir bulan Ramadhan seperti malam ke 23, 25, 27, dan 29. Pastinya terlintas di pikiran kita akan tanggal-tanggal yang disinyalir merupakan malam kemuliaan    lailatul qodr. Hmmmm, mungkin saja rutinitas akhir ramadhan tersebut memang ditujukan untuk menyambut dan memuliakan malam seribu bulan (Lailatul Qadr). Sebab, sebelum acara santap-menyantap Kue Abug berlangsung, ritual lainnya seperti doa-doa terlebih dahulu dipanjatkan mulai dari pembacaan Yasin dan Tahlil.

.

Tradisi berbagai budaya di negeri ini memang unik dan menarik, terlepas pro dan kontra apakah ini termasuk bid'ah atau pun bukan. Bagi saya pribadi, selama tradisi itu bernilai positif terhadap Hablum Minallah wa hamblum minannas, Why not???? Untuk masalah furu' bolehlah kita berbeda, tapi tidak masalah Ushul. :)

Selamat "Malam Abug" bagi anda yang merayakannya....................................

1 komentar:

  1. Iya tetapi sepertinya sudah agak memudar contoh kasus di daerah saya sudah tidak ada lagi Tradisi malam abug

    BalasHapus